Hai semua,
Di sini saya ingin membahas seputar terjemahan di bidang IT yang mungkin seringkali menimbulkan kerancuan di antara kita para translator dikarenakan banyaknya istilah-istilah di dalamnya yang sudah terlanjur kita kenal dan akrab dalam bahasa aslinya, yakni bahasa Inggris.
Sebagaimana kita ketahui, banyak istilah-istilah dalam bidang dalam bidang komputer & internet seperti email, platform, cookie, browser, download, upload, cut-and-paste, dll yang seringkali menimbulkan keraguan saat menerjemahkannya. Saya mengerti istilah2 yang telah disebutkan telah memiliki padanan bahasa Indonesia, namun tak sedikit dari padanan itu yang masih terasa asing dan janggal di antara para pengguna. Jika kita bicara penerapannya dalam kehidupan nyata, haruskah kita berpegang pada padanan bahasa Indonesia seperti yang telah ditetapkan, atau kita sesuaikan dengan target konsumen dari hasil terjemahan tersebut? Sesuaikan di sini maksudnya adalah kita saring mana padanan bahasa yang kira2 dapat dimengerti & diterima oleh target konsumen dan mana padanan yang masih terasa asing dan janggal jika kita terapkan dalam hasil terjemahan kita?
Sebagai contoh, salah satu istilah yang paling sering ditemui adalah e-mail. Mungkin sebagian besar kita diinstruksikan dalam hasil review translator test untuk menggunakan padanan bahasa Indonesianya, yaitu surel (surat elektronik). Yang ingin saya tanyakan di sini adalah, apakah istilah 'surel' lumrah digunakan dalam bahasa sehari-hari? Bagi saya pribadi, saya dan orang-orang di lingkungan saya baik itu teman maupun kerabat/kenalan (yang kebanyakan berasal dari kalangan 'melek teknologi'), hampir semua lebih memilih istilah email karena 'surel' terasa asing dan janggal di telinga mereka (mereka malah sempat bertanya pada saya 'apa itu surel?') saat saya mengadakan 'survey' kecil-kecilan untuk ini. Sama halnya dengan istilah lain yang padanannya masih terasa asing/janggal seperti:
- cut and paste (potong dan tempel)
- platform (serambi)
- cookie (kuki)
- browser (peramban)
- download (unduh)
- upload (unggah)
-server (peladen)
-bandwidth (lebar pita)
- dll
Jujur, saya kadang mengalami dilema saat menerjemahkan istilah2 tersebut, apakah
A. Berpegang pada padanan kata yang telah ada (namun masih asing dalam penggunaannya), atau
B. Berupaya untuk menghasilkan terjemahan yang secara praktikal dapat langsung dimengerti dan diterima oleh target konsumen dari terjemahan itu sendiri dengan membiarkan istilah-istilah itu tetap pada bahasa aslinya, meski itu berarti harus 'melanggar' peraturan yang ada
Yang manakah yang Anda pilih? Saya pribadi umumnya cenderung memilih pilihan kedua, meski dalam situasi tertentu menerapkan tindakan pada poin A. Tetapi mungkin pada akhirnya semua kembali lagi pada bahan terjemahan itu sendiri & permintaan konsumen. Jika terjemahan ditujukan untuk kepentingan formal, mungkin sudah sepatutnya kita menerapkan poin A. Sedangkan untuk terjemahan bersifat kasual & ditujukan untuk kalangan remaja mungkin poin B lebih cocok diterapkan.
Bagaimana menurut kalian? Atau jika ada Senior Translator yang membaca ini, mohon tanggapannya. Terima kasih.
4 comments
Hai Ryan,
Terima kasih Anda sudah memulai topik ini. Pembahasan mengenai penerjemahan istilah TI memang selalu menjadi bahan diskusi yang hangat di berbagai forum penerjemahan.
Terlepas dari glosarium yang dikeluarkan oleh Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, kita memang sudah sangat terbiasa menggunakan istilah TI dalam bentuk aslinya--bukan berarti glosarium tersebut tidak terpakai sama sekali.
Saya setuju dengan pendapat Anda: "Jika terjemahan ditujukan untuk kepentingan formal, mungkin sudah sepatutnya kita menerapkan poin A (berpegang pada padanan kata yang telah ada--red)." Sejalan dengan itu, laman resmi pemerintah dan media massa terkemuka menerapkan penggunaan glosarium ini--setidaknya untuk sebagian istilah. Istilah TI seperti mengunduh, mengunggah, daring, dan peramban, cukup lazim digunakan oleh sumber-sumber tersebut.
Kenapa saya mengacu kepada laman resmi pemerintah dan media massa terkemuka? Sebab kedua sumber tersebut memiliki jangkauan pemirsa yang lebih luas dibandingkan forum bahasa yang pengunjungnya mungkin terbatas pada peminat bahasa sehingga 'otoritas' media tersebut cukup besar untuk menentukan istilah mana yang akan terdengar lazim atau asing di telinga kita. Akan tetapi, perlu diingat bahwa istilah-istilah yang 'dipopulerkan' oleh media massa kemungkinan besar pertama kali dicetuskan dalam forum bahasa Indonesia juga.
Saya akan coba mengaitkan masalah ini dengan lingkup pekerjaan kita di Gengo. Kita memang tidak bisa menganggap sumber-sumber yang telah saya sebutkan sebagai acuan mutlak sebab kita bekerja dengan klien yang memiliki spesifikasi yang berbeda-beda. Oleh sebab itu, pastikan Anda selalu membaca instruksi dari klien di kolom komentar suatu pekerjaan sebelum Anda mulai menerjemahkan dokumen.Di kolom itu, klien akan menjelaskan gaya bahasa yang mereka inginkan dan konteks materi terjemahan Anda. Tidak semua materi yang diterima Gengo adalah materi formal dan Anda dipersilakan menggunakan penilaian terbaik Anda untuk memilih istilah TI yang menurut Anda paling lazim digunakan.
Masalah yang sering timbul dari pengambilan keputusan ini adalah:
- Penulisan kata serapan
Contoh: "... kecepatan konversi tinggi dan kualitas video yang baik." (converter=pengonversi/konverter?)
- Struktur
Contoh: "Kelebihan utama lain dari ABCD adalah ia memiliki online video downloader dan konverter yang mengunduh video Youtube secara otomatis dalam satu langkah."
(online video downloader/downloader video online?)
Saya rasa, Anda tidak perlu ragu-ragu untuk memperkenalkan istilah baru yang sudah resmi tertera dalam glosarium pusat bahasa. Akan tetapi, jika Anda memutuskan untuk menggunakan istilah asing, pastikan Anda menerapkan kaidah penulisan istilah asing dan serapanmenurut Pedoman Umum Ejaan Yang Disempurnakan dan gunakan istilah yang Anda pilih itu secara konsisten. Perhatikan pula struktur kalimat Anda sehingga pembaca target akan tetap dapat menangkap pesan yang ingin Anda sampaikan. Pada akhirnya, yang terpenting adalah menyampaikan pesan kepada pembaca target (sesuai bahasa dan kelompok) melalui terjemahan yang terdengar alami, luwes, dan profesional.
Semoga penjelasan saya memberikan sedikit gambaran mengenai proses peninjauan kualitas yang berlangsung secara terus menerus di Gengo. Saya juga berharap topik yang Anda buka ini disambut oleh penerjemah Gengo lainnya sebab saya sangat ingin mendengar masukan dan pendapat rekan-rekan penerjemah lain mengenai bahasan ini.
Salam hormat,
Firman
EN>ID Senior Translator
^
Terima kasih banyak atas responnya, sedikit banyak sudah dapat menjawab keraguan saya selama ini. Poin-poin yang Anda sebutkan seperti penulisan kata serapan/struktur penulisan/kaidah penulisan istilah asing/struktur kalimat akan saya jadikan referensi untuk pekerjaan-pekerjaan di masa mendatang.
Saya adalah seorang programmer yang sangat suka dengan bahasa Indonesia.
Saya melihat banyak situs web dan aplikasi yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan sepertinya orang-orang di sekitar saya tidak keberatan menggunakannya. Tetapi masih ada satu hal yang belum, ternyata mereka masih keberatan menggunakan Sistem Operasi berbahasa Indonesia. Sedangkan saya sendiri menginstal Sistem Operasi berbahasa Indonesia di komputer saya, baik yang berbayar maupun sumber terbuka, dan saya menikmatinya.
Saya juga suka menerjemah, tetapi kebetulan saya belum pernah dibayar untuk menerjemah dalam bidang IT. Aplikasi pertama yang saya terjemahkan adalah µTorrent. Mungkin ada di antara Anda yang tahu tentang aplikasi ini?
Sejujurnya, banyak istilah yang saya gunakan ketika menerjemah µTorrent saya dapat dari mencontoh situs-situs web terjemahan, aplikasi peramban web, dan Sistem Operasi sumber terbuka. Saya berterima kasih kepada mereka semua yang sudah lebih dahulu menerjemah, sehingga menjadi rujukan saya. Mungkin saja ada di antara mereka yang sekarang terlibat di Gengo.
Ada sebuah tantangan ketika menerjemah aplikasi, yaitu panjang kalimatnya terbatas. Ternyata betul, saya lihat bahasa lain di µTorrent, ada beberapa tempat yang tulisannya terlewat batas, sehingga sebagian terpotong. Beruntung kata-kata dalam bahasa Indonesia bisa disingkat. Saya tidak ingin mengubah makna aslinya, sehingga banyak kata yang saya singkat seperti SMS. Yang sudah diterjemahkan saya baca ulang untuk memastikan tidak ambigu.
Ada yang punya pengalaman serupa?